• Epic of Gilgamesh

    Epos Gilgames sebuah puisi epik dari Mesopotamia dan merupakan salah satu di antara karya sastra paling awal yang dikenal.
    Sebagai rangkaian legenda dan puisi Sumeria tentang raja Uruk atau pahlawan mitos Gilgames, yang dianggap sebagai penguasa pada millennium ketiga SM, dikumpulkan hingga menjadi sebuah puisi Akkadia yang panjang di kemudian hari, dengan versi terlengkap yang masih ada hingga sekarang dilestarikan dalam lempengan-lempengan tanah liat dalam koleksi perpustakaan raja Asyurbanipal dari Asyur pada abad ke-7 SM.

  • Perpustakaan Alexandria (Iskandariah)

    Perpustakaan dan arsip dikenal banyak peradaban kuno di Mesir, Mesopotamia, Siria, Asia Kecil, dan Yunani, namun institusi awal semacam itu bersifat lokal dan regional, terutama berkaitan dengan konservasi tradisi dan warisan khusus mereka sendiri.
    Gagasan tentang perpustakaan universal, seperti Alexandria, muncul hanya setelah pikiran Yunani mulai membayangkan dan mencakup pandangan dunia yang lebih besar. Orang-orang Yunani terkesan dengan prestasi tetangga mereka, dan banyak intelektual Yunani berusaha menggali sumber pengetahuan "Oriental". Ada bukti sastra dari orang-orang Yunani yang mengunjungi Mesir terutama untuk mendapatkan pengetahuan: misalnya Herodotus, Plato (terutama di Phaedrus dan Timaeus), Theophrastus, dan Eudoxus of Cnidus (seperti yang dijelaskan oleh Diogenes Laërtius di abad ke-3).

  • Mozart Effect, Fiksi atau Nyata?

    Selama ini musik klasik dipercaya bisa meningkatkan kecerdasan. Karena itu juga banyak ibu-ibu muda yang memperdengarkan musik klasik pada bayi atau anaknya.
    api yang jadi perdebatan, apa iya mendengarkan musik klasik bisa bikin kita lebih pintar? Apa iya IQ bisa meningkat hanya dengan memutar lagu-lagu Mozart setiap hari tanpa harus belajar?

Tuesday, 19 December 2017

Tulisan ini membahas Layanan referensi di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta . Tujuan dari tulisan ini adalah memberikan gambaran tentang pelaksanaan layanan referensi serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pemberian layanan referensi di Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan studi yang dilakukan layanan referensi di Pusat Perpustakaan masih terbatas atau masih belum berfungsi secara maksimal baik jenis layanan yang ditawarkan maupun sistem layanan yang sediakan. Sitem layanan yang diberikan masih bersifat manual. Selain itu, kompetensi yang dimiliki oleh pustakawan referensi belum cukup memadai. Kompetensi dalam penguasaan bahasa asing terutama penggunaan bahasa Arab menjadi kendala dalam menggunakan bahan-bahan referensi berbahasa asing.

Layanan referensi sebagai bagian dari layanan perpustakaan akan menjadi
layanan yang diminati oleh pemustaka
ketika layanan yang diberikan pustakawan
referensi dapat menjawab pertanyaan dan
dapat memenuhi kebutuhan informasi
yang diajukan pemustaka. Terlebih Pusat
Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi jantungnya perguruan tinggi harus mempersiapkan pustakawan referensi yang kaya akan pengetahuan informasi dari sumber-sumber koleksi yang dilayaninya.
Dengan berkembangnya teknologi informasi, sebaiknya pustakawan referensi
tidak menyerah begitu saja ketika informasi yang dibutuhkan pemustaka tidak ditemukan dalam perpustakaan. Pustakawan referensi dapat memanfaatkan internet atau bertanya langsung ke perpustakaan atau pusat informasi lainnya.

Image result for Layanan referensi

Sumber :

http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-maktabah/article/view/4718
December 19, 2017   Posted by Unknown in with No comments
Read More


Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan cerita pendek Pengemis dan Shalawat Badar dalam perspektif sosiologi sastra. Dengan begitu, bahasan dalam tulisan ini berusaha menunjukkan tiga hal: (1) pengaruh sebuah karya sastra terhadap pembaca; (2) kehidupan sosial pengarang sebagai pencipta karya sastra, dan (3) karya sastra sebagai rekaman dari realita sosial yang dipantulkan oleh pengarang. Dalam bahasannya, penulis membahas keterkaitan Ahmad Tohari dengan berbagai media dalam proses publikasi Pengemis dan Shalawat Badar, posisi Ahmad Tohari sebagai bagian dari masyarakat sosial tempat dia hidup dan menghayati kehidupannya, dan cerpen Pengemis dan Shalawat Badar sebagai bayangan dari realita sosial yang dibicarakan oleh Ahmad Tohari. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disipulkan bahwa setiap teks memiliki konteksnya tersendiri. Konteks itu selalu bertemali dengan ruang dan waktu yang selalu berubah dan berkontribusi dalam pembangunan dan perubahan makna sebuah teks. Tidak terkecuali makna dari  teks Pengemis dan Shalawat Badar yang berbeda-beda sesuai dengan ruang dan waktu kehadirannya.





 Untuk lebih lengkapnya silahkan : 

http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika/article/view/5302/
December 19, 2017   Posted by Unknown in with No comments
Read More

Thursday, 14 December 2017

Keterampilan membaca kritis perlu mendapatkan perhatian, mengingat sistem pendidikan Indonesia saat ini menggunakan kurikulum 2013 revisi yang menitikberatkan pembelajaran bahasa Indonesia pada teks. Keterampilan ini dapat membantu siswa untuk lebih memahami jenis teks, tujuan penulis, dan pesan tersirat yang dikemukakan oleh penulis. Seperti yang dikemukakan oleh Harrison4 , bahwa berbahasa akan lebih penting dalam menentukan, mereproduksi dan mendukung hubungan kekuatan yang mendominasi dan mengontrol masyarakat, dan sejak praktik bahasa menjalankan di berbagai hal yang implisit daripada eksplisit, hal tersebut menjadi sangat penting untuk menemukan, mengidentifikasi, dan mengkritik praktik berbahasa tersebut. Kemudahan siswa untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber, baik media cetak maupun elektronik, dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif bagi siswa, seandainya siswa tidak memiliki filter yang baik saat membaca dan memahami informasi tersebut. Hal tersebut dapat diminimalisasi melalui pembelajaran membaca kritis, karena keterampilan ini mengajarkan siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi teks-teks, baik teks ujaran maupun teks tertulis yang hadir di sekitar kehidupannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Spears5 dan Wallace & Way6 , bahwa keterampilan membaca kritis adalah kemampuan untuk menilai, mengevaluasi, dan mempertimbangkan gagasan penulis dengan cermat, serta mengaplikasikan alasan penilaiannya. Membaca kritis merupakan kegiatan membaca yang kompleks, membaca keseluruhan isi buku, atau kegiatan membaca terbaik yang dapat dilakukan7 . Diharapkan, kemampuan membaca kritis yang dimiliki siswa dapat menjadi alat untuk menyaring informasi-informasi yang didapat agar sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.

 Modul ini menggunakan enam tahapan keterampilan membaca kritis yang dipadukan dalam bahan ajar menggunakan adaptasi model pembelajaran instruksi langsung yang mencakup empat tahapan model pembelajaran. Enam tahapan keterampilan membaca kritis diperlukan oleh seorang pembaca kritis untuk dapat mengevaluasi isi teks dari berbagai hal, baik dari jenis teks, ide pokok yang dikemukakan penulis, fakta dan opini yang disajikan, pargumen yang dikemukakan oleh penulis, maupun dari latar belakang penulis. Nilai karakter yang dijadikan dasar pengembangan modul membaca kritis disajikan dalam bentuk sajian teks-teks nonsastra, yang telah sesuai tingkat keterbacaan teks untuk siswa SMA kelas X. Seluruh teks yang dipilih digunakan sebagai bahan membaca kritis siswa karena memuat serangkaian argumen penulis yang berfungsi sebagai bahan kritis siswa dan teks yang dipilih menarik minat dan keterampilan berpikir kritis siswa



Sumber lebih lengkap : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika/article/view/5184/pdf
December 14, 2017   Posted by Unknown in with No comments
Read More
Selama ini musik klasik dipercaya bisa meningkatkan kecerdasan. Karena itu juga banyak ibu-ibu muda yang memperdengarkan musik klasik pada bayi atau anaknya. Kadang bahkan sebelum bayinya lahir, calon bayi itu sudah disuruh mendengarkan musik klasik dengan cara menaruh headphone di perut.
Musik klasik memang bukan sembarang musik. Musik-musik seperti milik Mozart, Copin, dan Schubert itu mungkin sangat membosankan bagi sebagian orang yang lebih suka lagu pop ataupun rock. Tapi bagi para penikmatnya, melodi-melodi klasik bukan hanya cerdas, tapi juga sangat menyenangkan. Tapi yang jadi perdebatan, apa iya mendengarkan musik klasik bisa bikin kita lebih pintar? Apa iya IQ bisa meningkat hanya dengan memutar lagu-lagu Mozart setiap hari tanpa harus belajar?
Saking populernya khasiat musik karya Mozart, sampai ada istilah “The Mozart’s effect” yang ditemukan tahun 1991. Seperti yang diulas oleh BBC, dua tahun kemudian terbit sebuah jurnal dari Nature yang berjudul “Musical and Spatial Task Performance”. Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa musik Mozart bisa membuat kecerdasan meningkat. Bukan hanya bayi-bayi manusia, ada juga penjelasan tentang kerbau yang bisa menghasilkan susu lebih banyak bila mendengarkan lagu-lagu Mozart.
Tahun 1998, teori ini menjadi sangat populer. Para orang tua berlomba-lomba memperdengarkan musik klasik pada anaknya. Bahkan Gubernur Georgia Zell Miller membuat peraturan negara untuk memperdengarkan CD klasik untuk para bayi.

Tapi apakah musik Mozart benar-benar bisa meningkatkan kecerdasan, ini yang masih dipertanyakan oleh banyak ilmuwan

Sudah diakui bahwa Mozart adalah seorang musisi yang jenius. Karya-karyanya sangat kompleks dan sulit untuk dipelajari ataupun ditiru. Salah satu pendukung berkembangnya “The Mozart’z effect” adalah karena Mozart jenius dan karyanya juga jenius, maka diharapkan orang yang mendengarkan musiknya juga akan menjadi jenius juga. Sekilas terdengar masuk akal. Tapi apakah sebuah kecerdasan dan IQ bisa “diturunkan” begitu saja hanya dengan mendengarkan karya seorang jenius?

Pada sebuah penelitian memang terbukti pendengar Mozart lebih jago problem solving.Sayangnya, efek ini nggak berlangsung selamanya

Bila dilihat di jurnal aslinya, banyak ketidaksesuaian antara data dengan info yang berkembang. Pertama, jurnal itu nggak menyebut Mozart secara langsung. Kedua, subyek penelitian yang dilakukan bukanlah bayi, melainkan 36 siswa dewasa. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok sebelum disuruh menyelesaikan sebuah tugas.
Kelompok pertama nggak mendengarkan apa-apa, kelompok kedua mendengarkan sembarang musik, kelompok ketiga mendengarkan Sonata Mozart piano in D. Ternyata yang mendengarkan Mozart lebih baik dalam penyelesaian tugas yang berkaitan dengan bangun ruang. Jadi mendengarkan musik Mozart membuat lebih pintar? Nope. Dalam jurnal yang sama disebutkan bahwa efek itu hanya bertahan selama 15 menit.

Bukan hanya musik klasik yang bisa membuatmu ‘lebih pintar’. Semua jenis musik dan hobi bisa punya dampak sama, asalkan kamu menikmatinya

Selanjutnya banyak penelitian yang mencari tahu hubungan antara musik dan kecerdasan. Memang benar bahwa mendengarkan musik bisa meningkatkan kinerja otak, tapi efek ini nggak bertahan lama apalagi membuat kita lebih cerdas. Apa yang terjadi sebenarnya adalah bahwa musik membuat otak manusia tetap peka dan lebih aktif. Dengan begitu pikiran lebih jernih dan kita lebih mudah memproses informasi, memprediksi bangun ruang, dan sebagainya. Kalau diperhatikan, di sini fungsi musik mirip-mirip dengan minum kopi. Adakah yang sering merasa “lebih pintar” setelah minum kopi?
Jadi intinya adalah, musik bisa menjadi stimulan yang membuat kinerja otak lebih oke. Tapi nggak harus musik klasik ataupun karya Mozart, sebab setiap orang punya selera musik yang berbeda-beda. Yang harus digarisbawahi adalah “kesenangan”. Kalau kamu nggak bisa menikmati musik klasik, percuma mendengarkannya sampai bosan. Tergantung mana yang kamu suka saja. Bahkan nggak harus selalu musik, efek yang sama juga berlaku kalau kamu baca novel favorit.

Kalau mau cerdas, usahanya tentu lebih berat dari sekadar pasang music player. Salah satunya adalah berlatih main alat musik

Daripada hanya mendengarkan, memainkan alat musik bisa memberikan dampak yang bagus untuk otak kita. Menurut Jessica Grahn, seorang ilmuwan koginitif dari Western University di London, menyebutkan bahwa setahun kursus piano yang diimbangi dengan latihan rutin bisa meningkatkan IQ setidaknya 3 poin.
Bermain alat musik adalah sebuah pengalaman yang kompleks karena mengintegrasikan semua kinerja indera (pendengaran, sentuhan, penglihatan, dan emosi) dalam satu gerakan. Mempelajarinya bisa membuat perubahan stuktur otak secara signifikan. Nggak seperti mendengarkan musik yang cuma sementara, efek ini bisa bertahan seumur hidup. Bukan cuma soal kecerdasan, bermain musik juga bisa jadi metode penyembuhan untuk trauma otak. Jadi kalau mau lebih cerdas atau meningkatkan IQ, jangan cuma mendengarkan musik, tapi cobalah bermain alat musik.
Mendengarkan musik klasik atau musik apapun selama bisa dinikmati bisa meningkatkan mood untuk belajar. Jadi intinya, untuk jadi lebih cerdas memang perlu usaha. Kalau cuma mendengarkan musik setiap hari tanpa ada usaha belajar dan latihan? Ya percuma.


https://www.hipwee.com/feature/meski-banyak-yang-percaya-teori-dengarkan-musik-klasik-bikin-cerdas-itu-tak-sepenuhnya-benar/
December 14, 2017   Posted by Unknown in with No comments
Read More

Thursday, 30 November 2017


Suatu hari, saat mendekati akhir hayatnya, sang raja meminta Purbasari putri bungsunya untuk menggantikan posisinya memimpin kerajaan. "Anakku, aku sudah lelah dan terlalu tua untuk memimpin, jadi sudah saatnya aku turun tahta," kata sang raja. Purbararang, yang merupakan kakak dari Purbasari, tidak setuju dengan perintah ayahnya tersebut. Dia merasa bahwa karena dia adalah anak tertua, maka dia lah yang seharusnya menggantikan posisi ayahnya sebagai pemimpin kerajaan.

Purbararang yang sangat geram dan iri tersebut kemudian berencana untuk mencelakakan adiknya. Purbararang pergi menemui seorang nenek sihir. Dia meminta nenek sihir tersebut untuk memanterai adiknya. Akibat dari mantera nenek sihir itu cukup parah. Purbasari tiba-tiba kulitnya menjadi bertotol-totol hitam, dan itu lah yang dijadikan alasan oleh Purbararang untuk mengusirnya dari istana. "Pergi dari sini!" kata Purbararang kepada adiknya. "Orang yang telah dikutuk seperti kamu tidak layak untuk menjadi seorang ratu, bahkan tidak layak untuk tinggal di sini!" lanjutnya.

Purbararang lalu menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan adiknya itu ke tengah hutan. Dengan berat hati, Patih tersebut menuruti perintahnya. Namun, di tengah hutan, sang Patih yang sebenarnya baik hati itu tidak langsung meninggalkannya. Dibuatkannya sebuah pondok untuk Purbasari. Sebelum pergi, dia juga menasehati sang putri yang malang itu, memintanya agar selalu tabah dan sabar. 

Selama tinggal di hutan, Purbasari tidak pernah merasa kesepian. Sang putri yang baik hati itu berteman dengan banyak hewan, yang juga selalu baik kepadanya. Di antara ratusan hewan yang menjadi temannya, ada seekor kera dengan bulu berwarna hitam yang misterius. Di antara hewan-hewan lainnya, kera tersebut lah yang paling perhatian dan paling baik hati kepada Purbasari. Kera tersebut bahkan sering membawakan bunga dan buah-buahan untuk menghibur hati sang putri. Purbasari lalu memberi nama kera itu Lutung Kasarung.

Image result for lutung kasarung
November 30, 2017   Posted by Unknown in with 1 comment
Read More

Search