Keterampilan membaca kritis perlu mendapatkan perhatian, mengingat
sistem pendidikan Indonesia saat ini menggunakan kurikulum 2013 revisi yang
menitikberatkan pembelajaran bahasa Indonesia pada teks. Keterampilan ini dapat
membantu siswa untuk lebih memahami jenis teks, tujuan penulis, dan pesan tersirat
yang dikemukakan oleh penulis. Seperti yang dikemukakan oleh Harrison4
, bahwa
berbahasa akan lebih penting dalam menentukan, mereproduksi dan mendukung
hubungan kekuatan yang mendominasi dan mengontrol masyarakat, dan sejak praktik
bahasa menjalankan di berbagai hal yang implisit daripada eksplisit, hal tersebut
menjadi sangat penting untuk menemukan, mengidentifikasi, dan mengkritik praktik berbahasa tersebut.
Kemudahan siswa untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber,
baik media cetak maupun elektronik, dikhawatirkan akan memberikan dampak
negatif bagi siswa, seandainya siswa tidak memiliki filter yang baik saat membaca
dan memahami informasi tersebut. Hal tersebut dapat diminimalisasi melalui
pembelajaran membaca kritis, karena keterampilan ini mengajarkan siswa untuk
menganalisis dan mengevaluasi teks-teks, baik teks ujaran maupun teks tertulis yang
hadir di sekitar kehidupannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Spears5
dan Wallace
& Way6
, bahwa keterampilan membaca kritis adalah kemampuan untuk menilai,
mengevaluasi, dan mempertimbangkan gagasan penulis dengan cermat, serta
mengaplikasikan alasan penilaiannya. Membaca kritis merupakan kegiatan membaca
yang kompleks, membaca keseluruhan isi buku, atau kegiatan membaca terbaik yang
dapat dilakukan7
. Diharapkan, kemampuan membaca kritis yang dimiliki siswa dapat
menjadi alat untuk menyaring informasi-informasi yang didapat agar sesuai dengan
karakter bangsa Indonesia.
Modul ini menggunakan enam tahapan keterampilan membaca kritis yang dipadukan dalam bahan ajar menggunakan adaptasi model pembelajaran instruksi langsung yang mencakup empat tahapan model pembelajaran. Enam tahapan keterampilan membaca kritis diperlukan oleh seorang pembaca kritis untuk dapat mengevaluasi isi teks dari berbagai hal, baik dari jenis teks, ide pokok yang dikemukakan penulis, fakta dan opini yang disajikan, pargumen yang dikemukakan oleh penulis, maupun dari latar belakang penulis. Nilai karakter yang dijadikan dasar pengembangan modul membaca kritis disajikan dalam bentuk sajian teks-teks nonsastra, yang telah sesuai tingkat keterbacaan teks untuk siswa SMA kelas X. Seluruh teks yang dipilih digunakan sebagai bahan membaca kritis siswa karena memuat serangkaian argumen penulis yang berfungsi sebagai bahan kritis siswa dan teks yang dipilih menarik minat dan keterampilan berpikir kritis siswa
Sumber lebih lengkap : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika/article/view/5184/pdf
Modul ini menggunakan enam tahapan keterampilan membaca kritis yang dipadukan dalam bahan ajar menggunakan adaptasi model pembelajaran instruksi langsung yang mencakup empat tahapan model pembelajaran. Enam tahapan keterampilan membaca kritis diperlukan oleh seorang pembaca kritis untuk dapat mengevaluasi isi teks dari berbagai hal, baik dari jenis teks, ide pokok yang dikemukakan penulis, fakta dan opini yang disajikan, pargumen yang dikemukakan oleh penulis, maupun dari latar belakang penulis. Nilai karakter yang dijadikan dasar pengembangan modul membaca kritis disajikan dalam bentuk sajian teks-teks nonsastra, yang telah sesuai tingkat keterbacaan teks untuk siswa SMA kelas X. Seluruh teks yang dipilih digunakan sebagai bahan membaca kritis siswa karena memuat serangkaian argumen penulis yang berfungsi sebagai bahan kritis siswa dan teks yang dipilih menarik minat dan keterampilan berpikir kritis siswa
Sumber lebih lengkap : http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika/article/view/5184/pdf

0 comments:
Post a Comment